“Kalau disebar coklat pasti cepat habis, soalnya diambil sama kamu :P “
“Kalau ditaburin gula, entar digembrong ku sireum”
“Kalau paké sukro (sunda, suuk dijero / kacang atom) juga keburu habis dimakan sama kamu “
“Kalau ditaruh batu sebesar truk, keretanya gak bisa lewat dong”
“Kalau ditanamin padi, sawah dong namanya”
“Kalau ditanamin pohon kelapa, keretanya juga gak bisa lewat dong”
“Wah, kalian mah ngasal :P “
Hahahaa..
“Eh kamu juga yang lagi baca jangan cengéngésan aja, tau gak jawaban ilmiahnya ?”
Batu kerikil atau dikenal juga sebagai batu ballast memang sengaja disebar di bawah rel kereta api. Fungsinya adalah sebagai pemberat (Ballast). Dengan adanya lapisan batu kerikil ini rel dapat tetap stabil. Batu ballast ini juga mengimbangi berat dan menyerap getaran kereta api yang lewat. Fungsi lainnya adalah menghindari pengikisan tanah oleh air hujan, memperlancar aliran air hujan dan memperlambat tumbuhnya sabangsaning rerumputan di sekitar rel.
Pada prakteknya, batu ballast ini semakin lama semakin rapat posisinya, berkurang jumlahnya, sehingga perlu dilakukan perawatan. Biasanya PT KA akan menurunkan rangkaian Profile Ballast Regulator untuk merawat rel kereta beserta pendukungnya. Pernah lihat kan rangkaian kereta kuning yang tampilannya mirip congcorang / walang sembah ? Nah itu dia kereta PBR.
Nah! Da tau kan?? Hehehe...